Monday 12 June 2017

Pemrosesan Informasi Dalam Belajar Forex


Teori Pemrosesan Informasi Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan modelo berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Modelo belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay amp Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini. Gambar 1. Skema pemrosesan informasi Modelo belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut modelo kognitif processamento de informações. Karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu: 1) Registo de ingestão de atau sensorial. Informasi masuk ke sistem melalui registo sensorial, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke memória de trabalho yang digabungkan dengan informasi di memória de longo prazo. 2) Memória de trabalho. Pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di memória de trabalho, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan memória de trabalho sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara arepak. 3) Memória de longo prazo. Yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya. Daisumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam memória de longo prazo (materi memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas). Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap estímulo. Faktor stimulus adalah karakteristik por elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam e dari memorandos kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang mengisyaratkan bahwa pendensainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi. Penyampaian informasi bermultimedia yang berhasil akan bergantung pada pengertian akan makna yang dilekatkan pada estímulo elemen-elemen pesan tersebut. Proses penyeleksian, pengorganisasian, serta pengintegrasian elemen-elemen informasi tersebut disajikan oleh Gambar 2. Dalam mengartikan penyampaian informasi dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar, desain pesan, serta kemampuan sensorik. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi atau audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda ), Atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda). Sebenarnya istilah desan pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang memungkinkan untuk mengkondisi pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimídia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain pesan multimídia instrumental ialah teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan (periksa Gambar 2). Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (teoria de codificação dupla): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independente yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal) Kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimídia. Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan Information Processing Learning Theory. Teori ini merupakan gambaran atau modelo dari kegiatan di dalam otak manuscrito de saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga Modelo de processamento de informação por Lefrancois atau Modelo Pemrosesan Informasi. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi interno dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi eeeeeeeeeeeeeeeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaae Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (5) ingatan kembali Beberapa modelo telah dikembangkan di antaranya por gagne (1984), Gage dan Berliner (1988) serta Lefrancois, yang terdiri atas tiga macam ingatan yaitu: memória sensorial atau Ingatan Inderawi ( II), Ingatan Jangka Pendek (IJPd) atau memória de trabalho de curta duração, Ingatan Jangka Panjang (IJPj) atau memória de longo prazo. Modelo de Berdasar ketiga modelo tersebut dapat dikembangkan diagrama pemrosesan informasi berikut ini: INGATAN JANGKA PANJANG (IJPj) Sebagaimana terlihat pada diagram di atas, suatu masukaninformasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut memória sensorial atau ingatan inderawi. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua orang siswa di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang seluruhnya para ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut Terkategori sebagai ingatan inderawi. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi, Ingatan Inderawi hanya dapat bertahan di dalam pikiran manuscrito selama tidak lebih dari satu detik saja. Pertanyaan penting yang dapat dimunculkan adalah: Bagaimana caranya agar informasi atau keterangan seorang guru tidak akan hilang begitu saja dari ingatan siswa Ingatan Jangka Pendek (IJPd) Suatu informasi baru yang mendapat peratian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. A atenção ao estímulo, as informações representadas por esse estímulo se destinam a memória de curto prazo ou à memória de trabalho. Quando comparado com um estímulo, as informações representadas por esse estímulo se destinam a memória de curto prazo ou à memória de trabalho. Page 4 Suatu informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai IJPd sebagaimana dinyatakan Gage dan Berliner (1988, p.285) Jelaslah bahwa IJPd adalah setiap Ingatan Inderawi yang stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, IJPd tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. IJPd ini menurut Lefrancois dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk diketahui para guru dan diarapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan para o guru akan sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah seharusnya mengucapkan kalimat seperti: Anak-anak, bagian ini sangat penting. Tidak hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai menjewer telinga merupakan usaha - Usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Ingatan Jangka Panjang (IJPj) Mengapa Ibukota Indonesia jauh lebih mudah diingat daripada Ibukota Negeria Untuk menjawabnya, perlu disadari adanya suatu kenyataan bahwa Jakarta jauh lebih sering disebut dan didengar namanya daripada Lagos misalnya dari buku, pembicaraan, televisi, ataupun koran. Karenanya, Jakarta sebagai Ibukota Indonésia kemungkinan besar sudah tersimpan di dalam IJPj. Informasi yang sudah tersimpan di dalam IJPj ini sulit untuk hilang, sehingga Jakarta dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa IJPj adalah IJPD yang mendapat pengulangan. Kata lainnya IJPj tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 10 menit daripada 1 60 menit. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah: 1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17081945. 2. Hal-hal Yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49. 3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru. PEMROSESAN INFORMASI Istilah 8220pemrosesanpengolahan informasi8221 mengandung pengertian adanya pandangan tertentu ke arah studi individu. Pusat perhatian pokok studi adalah bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informada yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling. Misalnya, mendengarkan siaran berita, membaca dan menafsirkan catatan pelajaran, menemukan penyebab kerusakan mesin dan sebagainya, semuanya merupakan kegiatan sehari-hari yang bergantung pada pengolahan dados dari lingkungan. Teori pemrosesan informasi adalah teori belajar kognitif yang mendeskripsikan pemrosesan, penyimpanan, dan mendapatkan kembali pengetahuan dari pikiran (Slavin, 1994). Pentingnya mengembangkan dan menyempurnakan modelo umum pengolahan informasi yang berkaitan dengan masalah8211masalah kehidupan nyata didukung oleh sejumlah ahli (Neisser dan Simon dalam Bell, 1991). Dalam rancangan pemrosesanpengolahan informasi terdapat 2 (dua) bidang yang penting secara khusus bagi pembelajaran, yaitu: a. Penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. B. Penelitian mengenai siasat yang digunakan dalam memecahkan masalah. Asumsi yang mendasari teori-teori pemrosesanpengolahan informasi menjelaskan tentang (1) hakekat sistem memori manusia, dan (2) cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori. Konsepsi lama mengenai memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpanan untuk menyimpan informasi dalam waktu yang lama, sehingga memori diartikan sebagai koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas atau saling tidak ada kaitannya. Akan tetapi pada tahun 1960 - uma memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur yang rumit yang mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan manusia (Neisser dalam Bell, 1991). Memori bukanlah sebuah gudang yang pasif tetapi suatu sistem yang ada organisasinya dan aktif. Jadi dapat dikatakan bahwa memori secara aktif memilih dados penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah dados itu menjadi informasi yang bermakna, dan menyimpannya untuk digunakan diwaktu kemudian. Data yang masuk dalam komputer harus dikodekan agar komputer dapat menyimpan e memproses dados. Demikian pula informasi yang diterima reseptor sensoris harus dikodekan sebelum disimpan e diproses. Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem syaraf menggunakan kode interno yang merepresentasikan estímulo eksternal. Dengan cara ini representasi objekkejadian eksternal dikodekan menjadi informasi internal dan siap disimpan. Modelo pemrosesan informasi yang mempengaruhi belajar dan modelos memoris dimulai dengan material semua pengalaman belajar yang masih mentah yaitu input sensoris. Sistem sensoris manusia (penglihatan, pendengaran, pembau, perasa, dan sentuhan) bersifat sensitif terhadap beragam perangsang yang berlimpah. Meskipun manusia merespon hanya pada sebagian dari seluruh perangsang yang tersedia, sebagian besar informasi yang tersedia dalam perangsang ini tidak pernah benar-benar diproses yaitu tidak benar-benar menjadi bagian dari struktur kognitif. Ini yang disebut dengan memori sensoris (memória sensorial). Memori sensoris adalah memori yang mmpertahankan informasi dunia dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat. Memori sensoris ini merujuk pada sesuatu yang terjadi secara singkat (kurang dari 1 detik) dan efek stimulus tersebut pada manusia tidak disadari (manusu tidak memperhatikan estímulo itu). Memori sensoris sangat terbatas dalam hal waktu untuk memproses informasi yang tersedia dan jumlah informas yang tersedia. Contohnya Ani diminuta guru untuk membacakan sejumlah bilangan. Kemudian 10 detik kemudian guru meminta kepada siswa yang lain untuk mengulangnya. Siswa tersebut tidak akan mengingat bilangan-bilangan tersebut. Namun jika Ani membaca bilangan tiba-tiba dia meminta Catur untuk menyebutkan bilangan terakhir yang dibaca maka Catur dapat menjawab dengan tepat. Faktanya setiap bilangan disimpan dalam memori sensoris dalam waktu yang sangat singkat, tetapi jika tidak diproses dalam waktu singkat maka bilangan tersebut tidak akan lama tersedia dalam memori. Dalam sistem pemrosesan informasi, psikolog kognitif berbicara tentang penggunaan sejumlah aktivitas berbeda dengan tujuan umum: membuat pengertian entrada sensoris yang penting dan pada saat yang bersamaan mengacuhkanmembuang entrada yang dianggap remeh. Memberikan perhatian adalah salah satu aktivitas penting dalam sistem pemrosesan informasi. Hal ini berarti input ditransfer dari sensoris ke penyimpanan jangka pendek. Intinya, memori jangka pendek terdiri dari apa yang kita sadari secara langsung pada waktu-waktu tertentu. Menurut Calfee (dalam Lefrancois, 1991) memori jangka pendek semacam coretan pada pikiran yang terdiri dari apa yang kita sadari secara langsung. Karakteristik pentingnya adalah kapasitas yang terbatas. Menurut Miller, rata-rata kapasitasnya sekitar 7 hal yang berlainan. Kesadaran langsung kita terbatas dalam kapasitas ini dan ketika informasi baru datang, informasi ini akan menarik keluar informá yang sudah ada dalam memori jangka pendek ini. Informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek lamanya 30 detik dan munculnya secara cepat tergantung dari latihan yaitu informasi yang disimpan dalam memori ini harus diulang-ulang (dipikirkan secara sadar). Jika tidak diulang maka informasi tersebut akan cepat hilang dalam memori dalam 20 detik. Memori jangka panjang adalah bagian dari sistem memori yang menyimpan banyak informasi secara relativo permanen selama periode waktu yang lama, semua yang kita ketahui tetapi tidak dalam kesadaran langsung, memiliki kapasitas yang sangat besar. Memori jangka panjang bersifat pasif, prosesnya tidak sadar. Informás de memori jangka pendek dapat diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun tidak semua informasidari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting dalam penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup untuk mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek. Recuperar adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada pemanfaatan informasi yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang disimpan tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun secara teoritis informasi yang disimpan tersedia tetapi tidak selalu mudah untuk menggunakan dan menempatkannya. Contohnya seorang siswa yang telah mengetahui (menyimpan) informasi nama-nama negara dan ibukotanya tetapi dalam suatu waktu dia tidak dapat mengambil kembali semua informasi tersebut. Dengan menyediakan petunjuk akan memberi bantuan kepada siswa untuk mencari informasi yang disimpan dan mendapatkan kembali. Pada hakikatnya modelo pembelajaran dengan pemprosesanpengolahan informasi didasarkan pada teori belajar kognitif. Modelo pembelajaran tersebut berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem yang dapat memperbaiki kemampuan belajar siswa. Pemrosesanpengolahan informasi menunjuk kepada cara-cara mengumpulkanmenerima estímulo dari lingkungan, mengorganisasi dados, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan não verbal. Modelo tersebut berkenan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum. O modelo proses informasi meliputi drinkapa strategi pembelajaran, iaitu: 1. mengajar induktif, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori 2. latihan inquérito tujuan dan prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif, bedanya hanya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan 3. Inquérito keilmuan bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diadapkan memperoleh pengalaman dalam domain-domain lainnya 4. pembentukan konsep bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis 5. modelo pengembangan bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berpikir logis, Desinstalando untuk mengembangkan aspek sosial dan moral 6. modelo avançado de organizador bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna. Ikhtisar teori pemprosesanpengolahan informasi dalam pembelajaran diuraikan sebagai

No comments:

Post a Comment